Senin, 11 Januari 2010

Perbedaan Memang Ada, Mengapa Harus Dipermasalahkan!

"Belajar dari alam sekitar"

Saat pikiran kita sedang kalut, resah, gelisah atau suntuk; cobalah kita pergi ke taman nan asri. Di sana kita dapat duduk di salah satu bangku atau menggelar tikar di atas rumput yang hijau di bawah rindahnya pohon. Rasakanlah udara begitu segar dan cahaya mentari bersinar terang menyinari semua yang ada di sekitar kita. Rasakanlah kehangatannya dan mulailah menghirup udara segar di taman itu.

Mulailah menikmati indahnya pemandangan taman. Bunga-bunga yang sedang mekar, tampak warna-warni dengan beraneka bentuk dan ukuran. Burung-burung berterbangan dan mengumandangkan kicauan nan merdu. Lebah-lebah dan kupu-kupu pun saling bergantian menghisap manisnya madu di bunga. Suasana tampak begitu harmoni di tengah-tengah keanekaragaman.

Semoga kekalutan, keresahan, kegelisahan atau kesuntukan kita segera berlalu. Semoga kesegaran, kenyamanan, keceriaan, dan semangat timbul di pikiran. 


Belajar dari cerita di atas, keanekaragaman janganlah dianggap sebagai penyebab permasalahan hidup? Semoga tidak. Bukankah dengan keanekaragaman membuat dunia ini menjadi harmoni? Seperti halnya, keanekaragaman yang ada di taman membuat orang merasa nyaman berada di sana. Tak jemu-jemu memandang ke sekitar, menikmati suasana perbedaan yang harmoni.

Bagaimana dengan keanekaragaman yang ada di sekitarmu?



Jumat, 08 Januari 2010

Hidup Memang Demikian, Kawan!

Beberapa hari yang lalu, temanku memposting berita, meminta agar teman-temannya m emberikan dukungan doa demi kesembuhan Bapaknya yang sedang sakit. Setelah aku kirim pesan lewat sms ke hp dia, aku baru tahu kalau penyakit stroke yang dulu pernah diderita kambuh lagi. Aku pun beri dukungan moril, semoga ia dan keluarga tabah menghadapinya dan aku juga berharap semoga ia dan keluarganya mendapatkan yang terbaik.


Kabar terbaru, aku dengar di suatu pagi di tanggal 09 Januari 2009. Aku dikejutkan dengan sms dari salah satu teman terbaikku. Dia mengabarkan kalau Bapak tercintanya telah meninggal dunia. Ada perasaan sedih menyelinap di perasaanku. Aku membayangkan betapa kesedihan itu pasti terasa begitu kuat bagi temanku karena harus berpisah dengan orang yang dihormatinya.


Ternyata, kita tidak dapat menduga kapan kematian itu tiba. Belum lama aku berjumpa dengan Beliau, tepatnya saat liburan akhir tahun 2009. Namun sekarang, saya tak dapat berjumpa lagi


Seperti halnya lampu lentera yang dapat padam karena minyaknya habis, sumbunya habis, minyak dan sumbunya habis, atau karena tiupan angin yang kuat. Demikian kematian dapat terjadi karena usia kehidupan telah habis, kamma telah habis, usia kehidupan dan kamma telah habis, atau akibat peristiwa-peristiwa lainnya.


Dari peristiwa ini, saya kembali diingatkan untuk senantiasa melakukan renungan kerap kali:


"Aku wajar mengalami usia tua
Aku takkan mampu menghadapi usia tua
Aku wajar menyandang penyakit
Aku takkan mampu menghindari penyakit
Aku wajar mengalami kematian
Aku takkan mampu menghindari kematian


Segala milikku yang kucintai dan kusayangi wajar berubah, wajar berpisah dariku


Aku adalah pemilik perbuatanku sendiri
terwarisi oleh perbuatanku sendiri
lahir dari perbuatanku sendiri
berkerabat dengan perbuatanku sendiri
tergantung pada perbuatanku sendiri
Perbuatan apapun yang akan kulakukan
baik atau pun buruk
perbuatan itulah yang akan kuwarisi
demikian hendaknya kerap kali kita renungkan"